Jakarta, Swa News– Acara tahun Baru Eks Gubernur Jakarta yang diinisiasi Pj. Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Teguh Setyabudi, menyisakan kisah penasaran. Acara itu mengundang seluruh mantan Gubernur DKI Jakarta.

Hampir semua mantan Gubernur DKI Jakarta hadir. Ada Sutiyoso, Fauzi Bowo, Ahok, Djarot Syaeful Hidayat, Anies Baswedan hingga Reza Patria.

Tapi sayang, kemeriahan ‘reuni’ Mantan Gubernur/ Wakil Gubernur bersama jajaran pegawa pemerintahan itu tidak dihadiri Mantan Presiden Joko Widodo, yang juga pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2014- 2016.Eks Gubernur Jakarta

Ketika dikonfirmasi berbagai media, Jokowi mengatakan, ketidakhadirannya pada kegiatan menyambut tahun baru di Jakarta itu karena ada kegiatan di Solo.

Tapi banyak pihak yang berspekulasi, ketidakhadiran Jokowi imbas keterbelahan politik pemilihan gubernur 2024 kemarin.

Memang pada perhelatan pemilihan gubernur kemarin, Jokowi berbeda gerbong dengan para Eks Gubernur  Jakarta lain yang cenderung berpihak pada pasangan calon Pramono-Rano Karno.

Sedangkan Jokowi mengarsitekturi Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang merupakan koalisi besar yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono.

Pada kontestasi tersebut pasangan Pramono-Rano Karno berhasil menang satu putaran dan terpilih menjadi Gubernur Jakarta 2025-2030.

Eks Gubernur Jakarta

Pengamat politik Adi Prayitno menilai, ketidak hadiran Jokowi dalam ‘reuni’ Eks Gubernur Jakarta itu lebih karena faktor politik.

Bagi Jokowi tidak sekedar soal perbedaan pilihan pemilihan gubernur kemarin tapi juga ada masalah kerenggangan politik dirinya dengan Anies Baswedan dan PDI Perjuangan.

Terkait rivalitas Jokowi dengan Anies sudah bermula sejak Anies direshufle dari Menteri Pendidikan Nasional. Sejak saat Jokowi selalu menghadang mobilitas politik Anies. Sikap itu juga berlangsung ketika Anies akan mencalonkan Gubernur Jakarta.

Saat itu Jokowi masih menjadi bagian PDI Perjuangan, yang kemudian mendukung pencalonan pasangan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dengan Djarot Syaeful Hidayat.

Sementara pasangan Anies-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS berhasil mengalahkan calon dukungan Jokowi.

Baca Juga:

MK Hapus Presidential Threshold 20 persen, Dinamika Baru di Dunia Politik

Bahkan pernyataan kesaksian Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan yang hingga kini masih hangat, masalah upaya melakukan kriminalisasi terhadap Anies Baswadan melalui proyek Formula E.

Ada juga spekulasi absennya Jokowi dalam ‘reuni’ itu karena masalah politik dengan PDI Perjuangan

Bagaimanapun saat ini masih panas relasi Jokowi dengan PDI Perjuangan akibat status tersangka Hasto yang dinilai ada intervensi Jokowi.

Apapun yang terjadi, jika kita baca dalam perspektif relasi ‘reuni’ politik itu sudah meletakkan posisi alienasi politik Jokowi terhadap kekuatan Jakarta.

Relasi politik Jokowi semakin terbatas, hanya ada pada kekuatan KIM semata, itu pun sudah ada tanda polarisasi yang pada gilirannya akan semakin mengucilkan posisi politik Jokowi dalam menghadapi kontestasi 2029 nanti. (sum)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *