Jakarta, Swa News – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penghematan atau efisiensi anggaran mencapai Rp 306,69 triliun untuk menunjang program-program prioritas, termasuk makan bergizi gratis.
Menurut Kementerian Keuangan RI, besaran Anggaran Kementerian/Lembaga yang dipangkas mencapai Rp 256,1 triliun, sedangkan transfer ke daerah dipangkas hingga Rp 50,59 triliun.
Berdasarkan Inpres Nomor 1 Tahun 2025, efisiensi anggaran mencakup semua elemen pemerintahan. Berikut daftar instansi pemerintah yang terkena pemangkasan anggaran besar-besaran.
Namun, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Rini Widyantini, menegaskan bahwa hingga kini belum ada keputusan resmi yang menyatakan THR dan gaji ke-13 untuk ASN dihapus.
“Betul, belum ada kepastian karena masih dalam pembahasan,” kata Rini, Rabu (5/2/25). Rini juga menjelaskan bahwa kebijakan tentang gaji ke-13 dan THR untuk tahun 2025 sedang dalam tahap proses penyusunan.
“Saat ini kebijakan gaji ke-13 dan THR Tahun 2025 sedang disusun dan dibahas instrumen peraturan perundang-undangannya bersama-sama tim teknis Kementerian PAN-RB dan instansi terkait, meliputi Kementerian Keuangan dan Kementerian Sekretariat Negara,” jelas Rini.
Rupanya, pernyataan Menteri Rini ini juga menimbulkan was-was di kalangan ASN, karena pernyataan yang menyebutkan bahwa kebijakan tersebut masih dalam proses pembahasan dan penyusunan aturan perundangan semakin menimbulkan spekulasi serta mengasosiasikan kemungkinan adanya pemangkasan.
Menurut salah satu ASN, “Jika benar nanti akan ada pemangkasan THR dan gaji ke-13, itu akan sangat memberatkan kami. Apalagi selain untuk kebutuhan sehari-hari yang semakin meningkat, juga nanti akan bersamaan dengan kebutuhan hari raya dan kebutuhan pendaftaran anak-anak sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Maka kami sangat berharap tidak ada pemotongan,” jelasnya.
Kami juga sudah memantau pergerakan harga pasar menjelang bulan puasa Ramadan dan hari raya. Menurut para pedagang dan juga konsumen, saat ini harga barang kebutuhan pokok sudah mulai merangkak naik.
Apalagi jika hal ini akan diikuti dengan kebutuhan anak memasuki sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, tentu situasi itu akan menekan perekonomian keluarga. (yan)