SWA NEWS – Sekarang lagi ramai mempersoalkan gelar “gus” pada diri Miftah.

Saat ini Gus Miftah merupakan pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta.

Memang banyak yang mempertanyakan masalah gelar gus yang melekat pada Miftah. Karena gelar gus dalam tradisi Nahdliyin, merupakan gelar penghormatan pada anak kyai, khusunya pengasuh pondok pesantren.

Pemberian gelar itu sangat lekat dengan budaya NU Jawa. Memang ada perbedaan pada setiap daerah mengani pemberian gelar putra kyai. Kalau masyarakat Madura memberikan gelar pada anak kyai itu “Lora”.

Masalahnya, apakah gelar “Gus” yang melekat pada diri Miftah itu karena putra seorang kyai?

Kalau kita lacak dari berbagai sumber data, memang ada pengakuan Gus Miftah yang mengklaim dirinya putra M. Murodli Bin M.Boniran yang memiliki garis keturunan Ki Ageng Muhammad Besari, pendiri pesantren Tegalsari, Ponorogo.

Tapi banyak yang meragukan mengenai klaim dari Gus Miftah. Bahkan klaim itu juga mendapat tantangan dari dzuriyah keturunan ke-8 Ki Ageng Muhammad Besari, Raden Anom Suroto.

Menurut Raden Anom Suroto, Gus Miftah bukan keturunan kesembilan, karena tidak ada bukti otentik yang bisa menjelaskan hubungan silsilah keluarga.

Memang mengenai pengakuan keturunan Gus Miftah itu banyak kontradiktif.

Pada satu kesempatan Gus Miftah juga pernah mengakui jika dirinya memiliki garis keturunan dengan Prabu Brawijaya, Raja Kerajaan Majapahit melalui jalur Raden Patah, Raja Kerajaan Demak.

Kemudian Gus Miftah mengklaim, karena melalui garis keturunan dengan Raden Patah, sehingga memiliki silsilah keturunan Nabi Muhammad.

Tapi karena berbagai klaim pengakuan itu, kemudian Putri Gus Dur, Inayah Wahid, menyindir Gus Miftah, “Ada pemuka agama melalui jalur ngaku-ngaku, bukan jalur ngilmu.” Ujarnya.

Kemarin juga ada video viral sindiran Gus Baha’ soal “Gus” jalur asli dan jalur naturalisasi.

Saat itu Gus Baha’ menegaskan kalau dirinya merupakan gus asli. Lantas banyak pertanyaan dari netizen, “Apakah gelar gus pada Miftah menggunakan jalur naturalisasi?”. (MSW.07)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *