Strategi Pengembangan Kampus IV UIN Malang: Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Lewat Teo Agro Science and Technology

Strategi Pengembangan Kampus IV UIN Malang: Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Lewat Teo Agro Science and Technology

Oleh: Prof. Dr. Suhartono, S.Si., M.Kom

Pertanyaan strategis terkait pengembangan Kampus IV UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengemuka dalam Talk Show Pengenalan Kandidat Rektor periode 2025–2029.

Strategi Pengembangan Kampus IV UIN Malang: Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Lewat Teo Agro Science and Technology

Kampus IV UIN

Lokasi kampus baru di Turen, Kabupaten Malang, seluas 16 hektare, dinilai bukan sekadar perluasan fisik, tetapi sebagai langkah transformasional menuju model kampus masa depan yang integratif dan kontekstual. Inilah fondasi lahirnya konsep Teo Agro Science and Technology (TAST).

 

Integrasi Teologi, Agrokompleks, dan Sains-Teknologi

Konsep TAST merupakan gagasan orisinal yang mengintegrasikan tiga dimensi utama: teologi Islam, agrokompleks, dan sains serta teknologi. Tujuannya bukan sekadar membentuk pusat pendidikan, tetapi menciptakan living campus—tempat bertemunya nilai-nilai spiritual, ilmu pengetahuan, dan praktik pertanian modern dalam ekosistem nyata.

Dalam kerangka ini, Kampus IV diarahkan menjadi pusat pengembangan agrokompleks—meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi produk pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan. Program studi seperti agroteknologi, agribisnis, teknologi pangan, hingga kehutanan akan dikembangkan, didukung oleh fasilitas kebun percobaan, greenhouse, laboratorium lapangan, dan unit pengolahan hasil pertanian.

Lebih dari itu, model pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) akan memperkuat keterlibatan mahasiswa dalam proyek kewirausahaan dan inovasi riset—mulai dari teknologi pertanian presisi hingga isu keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: Strategi Kreatif Pendanaan: Kunci Pengembangan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Membangun dari Akar: Infrastruktur sebagai Instrumen Transformasi

Pengembangan awal Kampus IV difokuskan pada fakultas pertanian dan perikanan, yang kemudian diikuti pembangunan zona-zona penunjang riset dan pengabdian masyarakat. Kampus ini didesain sebagai agro-campus-modern, di mana mahasiswa belajar langsung dari alam: sawah, kandang, hutan, dan laboratorium terbuka menjadi media pembelajaran kontekstual.

Kampus IV UIN

Jawaban atas Krisis: Kampus sebagai Laboratorium Ketahanan Pangan

Kampus IV UIN Malang di Turen hadir sebagai respons konkret terhadap tantangan global: krisis pangan, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan. Melalui pendekatan agrokompleks, kampus ini diarahkan untuk berkontribusi nyata dalam:

  1. Ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, melalui pengembangan varietas unggul dan teknologi pertanian presisi.
  2. Pemberdayaan ekonomi lokal, lewat pelatihan, inkubasi usaha tani modern, dan sinergi teknologi.
  3. Kolaborasi lintas sektor, antara akademisi, petani, pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat sipil.

Inovasi ini diwujudkan melalui tiga unit utama: Teo Agro Science and Technology Park sebagai pusat inovasi pertanian, Agropolitan Center sebagai motor pertumbuhan wilayah berbasis pertanian, serta Sekolah Lapang Petani yang menjembatani ilmu kampus dengan praktik lapangan.

Dari Triple Helix ke Penta Helix: Kolaborasi untuk Inovasi

Dalam membangun ekosistem ini, UIN Malang mengadopsi pendekatan Triple Helix—kolaborasi antara universitas, industri, dan pemerintah. Pendekatan ini bahkan diperluas menjadi Penta Helix dengan melibatkan komunitas sosial-keagamaan dan LSM. Sinergi ini diyakini akan menghasilkan inovasi sosial, ekonomi, dan teknologi yang berdampak luas.

Menurut Fukugawa (2006), science and technology park seperti TAST Park berperan penting dalam menumbuhkan perusahaan berbasis teknologi baru (New Technology-Based Firms/NTBFs) dan membuka lapangan kerja. Karena itu, pengembangan taman sains ini bukan hanya agenda kampus, tetapi kebijakan strategis dalam penguatan industri nasional.

Budaya Ulul Albab: Jiwa Intelektual yang Tak Boleh Terkikis

Sebagai bagian integral dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Kampus IV akan tetap bernafas dalam tradisi keilmuan Ulul Albab. Karakter pendidikan integratif yang ditanamkan mencakup ketajaman analisis, kepekaan spiritual, keseimbangan hidup, tanggung jawab sosial, serta komitmen pada transformasi dan kemanusiaan.

 

Momentum Menuju Kampus Perubahan

Pembangunan Kampus IV merupakan penanda penting dalam sejarah institusi. Di titik ini, UIN Malang menapaki jalur transformasi intelektual, sosial, dan spiritual—sebuah kolaborasi antara vokasi (agro), integritas (teo), dan keilmuan (science and technology).

Dengan pendekatan integratif dan kolaboratif, kampus ini disiapkan menjadi model partisipasi aktif pendidikan tinggi dalam pembangunan daerah dan ketahanan pangan nasional. Ini adalah momentum yang tak boleh dilewatkan.

 

Catatan Redaksi:Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mencerminkan pandangan institusi tempat penulis bekerja.


Prof. Dr. Suhartono, S.Si., M.Kom

Calon Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Periode 2025–2029

Leave a reply

Join Us
  • Facebook38.5K
  • X Network32.1K
  • Behance56.2K
  • Instagram18.9K

Stay Informed With the Latest & Most Important News

I consent to receive newsletter via email. For further information, please review our Privacy Policy

Advertisement

Follow
Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...