Di tengah derasnya arus globalisasi dan ketatnya persaingan dunia kerja, perguruan tinggi tak lagi cukup hanya mencetak lulusan dengan indeks prestasi tinggi. Dunia nyata menuntut lebih: sosok profesional yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara karakter, dan siap bersaing secara global.
Foto: uinmalang.ac.id
Kampus Ulul Albab
Inilah tantangan yang coba dijawab oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sebagai kampus Islam negeri yang mengusung nilai Ulul Albab, UIN Malang menempatkan pengembangan mahasiswa dalam spektrum yang utuh—akademik, karakter, dan karier. Tidak cukup menjadi pintar, lulusan UIN dituntut untuk menjadi insan yang berpikir, berzikir, dan beramal saleh.
Dengan pendekatan Tarbiyah Ulul Albab, UIN Malang membangun ekosistem pendidikan yang menyeluruh. Ini bukan jargon. Melainkan sistem yang mendidik sivitas akademika—terutama mahasiswa—untuk menjadi manusia yang memadukan ilmu, nilai spiritual, dan aksi nyata. Ulul Albab bukan sekadar konsep, melainkan identitas dan arah perjalanan kampus ini.
Pengembangan kemahasiswaan dilakukan sejak awal mahasiswa menapakkan kaki di kampus. Bukan hanya lewat pembinaan akademik, tapi juga karakter. Program Pengembangan Mahasiswa mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis, kepemimpinan, keterampilan hidup, hingga empati sosial.
Kampus Ulul Albab
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menjadi wahana penguatan karakter. Terdapat 16 UKM di berbagai bidang: olahraga, seni, jurnalistik, hingga pengabdian sosial. UKM bukan hanya ajang aktualisasi, melainkan laboratorium kepemimpinan dan kerja tim. Ditambah dengan pembinaan Ma’had, PBAK, penguatan nilai keislaman, hingga etika akademik, semua disusun sebagai sistem pembinaan yang berkelanjutan—bukan seremonial tahunan.
Tak berhenti di sisi karakter, pengembangan akademik juga dikuatkan dengan program yang menyasar substansi dan relevansi. UIN Malang menekankan pentingnya integrasi keilmuan dan nalar kritis, sambil memperluas akses ke pembelajaran global.
Mulai dari kurikulum integratif, program pembimbingan akademik intensif, hingga pemanfaatan teknologi pembelajaran menjadi fondasi pembaruan. Bahasa asing (Arab dan Inggris) dan program internasionalisasi menjadi jembatan mahasiswa UIN agar tak hanya menjadi pengikut, tetapi pelopor dalam lanskap keilmuan dunia.
Foto: Uin-malang.ac.id
UIN Malang paham bahwa lulusan unggul adalah mereka yang siap kerja. Maka, Career Development Center (CDC) hadir bukan sekadar sebagai biro pelatihan, tapi mitra strategis mahasiswa. CDC membuka akses ke dunia kerja sejak dini, bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan, menyelenggarakan job fair, hingga memperluas jaringan industri.
Program Magang dan Kerja Lapangan Terstruktur di bawah skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi jawaban atas kebutuhan mahasiswa akan pengalaman dunia nyata. Bahkan, mereka diberi kesempatan berkarya di wilayah 3T—tertinggal, terdepan, dan terluar.
Di sisi lain, internasionalisasi bukan sebatas mimpi. UIN Malang telah membuka program joint/double degree, pertukaran pelajar, hingga BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). Semua diarahkan untuk membangun reputasi kampus yang mampu bersaing di panggung global—tanpa kehilangan identitas keislaman.
Masih ada yang memandang kampus Islam sebagai entitas konservatif dan tertinggal. Namun UIN Maulana Malik Ibrahim Malang justru membalik stigma itu. Dengan pendekatan holistik dan berorientasi masa depan, kampus ini membuktikan bahwa Islam dan kemajuan bukan dua kutub yang saling bertentangan.
Pembelajaran Sepanjang Hayat atau Lifelong Learning menjadi prinsip. Mahasiswa dan alumni didorong untuk terus belajar melalui e-learning, webinar, MOOC, sertifikasi profesi, dan pelatihan lintas sektor. UIN Malang ingin lulusannya tidak hanya siap hari ini, tetapi juga tangguh menghadapi masa depan.
Semua langkah strategis ini bermuara pada satu visi besar: menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045. UIN Malang menginginkan lulusannya tak hanya hadir sebagai penyokong, tetapi penggerak masa depan. Program internasional, penguasaan bahasa asing, hingga mobilitas global menjadi bagian dari strategi meningkatkan daya saing generasi muda Indonesia.
Dengan menyatukan kekuatan akademik, karakter, dan karier, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menjawab tantangan zaman. Bahwa kampus Islam negeri bisa menjadi mercusuar peradaban—bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga di panggung dunia.
Kampus ulul Albab
Catatan Redaksi: Penulis adalah Calon Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang periode 2025–2029. Tulisan ini merupakan opini pribadi, tidak mencerminkan pandangan institusi tempat penulis bekerja.
Kampus Ulul Albab
Prof. Dr. Suhartono, S.Si., M.Kom.
Calon Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang periode 2025–2029