Erick Thohir

Jakarta, Swa News – Kontroversi pemecatan Coach STY (Shin Tae Yong) dari posisi Kepala Pelatih Timnas Indonesia semakin mengemuka. Berbagai fakta terungkap dalam acara live Catatan Demokrasi di TV One.

Ternyata, ada banyak konflik antara STY dan beberapa pemain diaspora Belanda keturunan Indonesia. Permasalahan ini diduga dipicu oleh perbedaan latar belakang budaya antara Eropa dan Asia, khususnya antara STY yang berasal dari Korea Selatan dan pemain diaspora Indo-Belanda.

Coach sty

Jika dibiarkan, konflik ini tentu bisa berlarut-larut dan menambah polemik. Padahal, banyak pemain timnas yang memiliki kultur Belanda, seperti Elkan Baggott, Calvin Verdonk, Elliano Reijnders, Jay Idzes, Jordi Amat, Kevin Diks, Martin Paes, Rafael Struick, dan lainnya.

Coach STY memiliki prinsip bahwa semua pemain harus tunduk pada arahannya. Namun, pendekatan ini tidak diterima oleh beberapa pemain diaspora yang justru berharap adanya ruang untuk diskusi, khususnya terkait taktik.

Apalagi, di antara pemain diaspora tersebut ada pemain berharga mahal yang merasa memiliki kapasitas untuk berdiskusi tentang strategi yang akan dimainkan.

Puncak konflik terjadi saat pertandingan melawan China. Pada laga itu, konflik antara PSSI, STY, dan beberapa pemain memanas. Karena egonya, STY membuat formasi yang dinilai tidak rasional dan bahkan mengganti kapten Jay Idzes. Akibatnya, Indonesia kalah 2-1, meskipun ekspektasi publik sangat tinggi bahwa Indonesia akan menang.

Setelah kekalahan tersebut, PSSI mulai mempertanyakan keputusan taktik STY, tetapi tampaknya diabaikan. Polemik ini menjadi awal dari isu panas bahwa PSSI akan mengevaluasi posisi STY.

Baca juga:

Siapa yang Tepat Jadi pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia?

Pasca pertandingan melawan China, konflik antara Coach STY dan pemain diaspora semakin tajam. Beberapa pemain bahkan menolak panggilan timnas dengan berbagai alasan. Konflik ini mencapai puncaknya saat Indonesia menghadapi Arab Saudi pada 19 November 2024.

Sebelum pertandingan di Gelora Bung Karno (GBK), kapten Jay Idzes, tanpa sepengetahuan tim pelatih, mengumpulkan para pemain. Meski tidak diketahui pasti materi pembahasannya, beberapa pihak menduga mereka mendiskusikan strategi untuk mengalahkan Arab Saudi.

Dalam pertemuan itu, mereka berkomitmen untuk bermain dengan totalitas demi nama baik diri sendiri, keluarga, dan negara.

“Kita wajib menang, dan kalau ingin menang, kita harus berani menunjukkan performa terbaik dengan total football,” ujar Jay Idzes.

Hasilnya, timnas berhasil memporak-porandakan pertahanan Arab Saudi dan menang dengan skor 2-0.

Melihat konflik yang terus memburuk dan situasi yang semakin tidak kondusif, Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersama anggota Exco akhirnya memutuskan untuk mengganti Coach STY. (wir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *