Malang, Swa News – Agenda Pemilihan Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim 2025 ini mulai menaikkan eskalasi politik.

Memanasnya suhu politik ini sudah mulai terasa. Banyak sekali simpul kekuatan sosial akademik telah melakukan pertemuan dan konsolidasi.

Menjelang Pemilihan Rektor UIN Maliki Malang, Suhu Politik Mulai Memanas, Agus Maimun Deklarasi, FITK Pecah?

Pantauan Swa News di lapangan, sudah ada beberapa pertemuan koordinasi rutin yang dilakukan para tokoh civitas akademika yang ada.

Menurut salah satu sumber yang juga pernah ikut pertemuan itu menyebutkan, “Jika saat ini sudah banyak pihak yang melakukan pendekatan intensif antarpersonal maupun komunitas dalam rangka menyusun jaringan dukungan.”

Tidak hanya satu dua orang, banyak itu orang yang ngajak ketemu ngopi bahas penyamaan visi pencalonan rektor ke depan,” ujar inisial R yang tidak mau disebutkan namanya.

Terbaru, sosok Agus Maimun yang merupakan salah satu Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) secara tegas mendeklarasikan pencalonannya.

Dalam video yang beredar, Agus Maimun menegaskan, “Saya dari Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mencalonkan Rektor tahun 2025.”  

Baca juga: Menteri Agama Hadir ke UIN Maliki Malang, Singgung Nama Mantan Rektor Prof. Dr. Imam Suprayogo, Ada Apa?

Penegasan Agus Maimun itu bersamaan dengan acara Koordinasi Awal Perkuliahan Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025, FITK UIN Maliki Malang.

Banyak sekali yang turut hadir dalam kegiatan koordinasi perkuliahan itu, mulai dari dekanat hingga rektor. Terlihat ada Rektor UIN Maliki Malang, M. Zaenudin; Dekan FITK, Nur Ali; serta Wakil Dekan A. Walid, Abdul Azis, dan Marno.

Pemastian Agus Maimun yang merepresentasikan salah satu unsur FITK itu juga akan menambah semaraknya persaingan internal fakultas. Karena konon, ada figur Abdul Malik Karim Amrullah yang juga sudah dipersiapkan untuk maju dalam kontestasi.

Tapi yang menarik, pendekatan fakultas ini juga akan memicu persaingan dari fakultas lain untuk meramaikan proses pemilihan rektor tahun ini,” jelas salah seorang dosen yang ditemui.

Karena ada beberapa calon rektor yang hingga kini sudah memenuhi persyaratan, seperti Wakil Rektor Bidang Akademik, Ummi Sumbulah; Wakil Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan, Ilfi Nurdiana; juga ada nama lain seperti Roibin, Asnawi, Hartono, Uril Bahrudin, dan yang lain.

Menjelang Pemilihan Rektor UIN Maliki Malang, Suhu Politik Mulai Memanas, Agus Maimun Deklarasi, FITK Pecah?

Tapi hingga kini, peta politik belum mengerucut pada calon tertentu, masih mencair. Kelihatannya masih banyak proses komunikasi penyamaan visi, lobi, dan negosiasi.

Meski mendapat hadangan kubu Abdul Karim, hingga kini baru Agus Maimun yang merasa percaya diri dan banyak melakukan manuver untuk mengkapitalisasi dukungan, khususnya dari internal FITK.

Tetapi, untuk mengukur kekuatan politik calon rektor tidak bisa dilakukan secara simetris, karena diukur dengan banyaknya dukungan basis sosial civitas akademika maupun suara senat.

Hingga kini, proses politik pemilihan rektor UIN masih menggunakan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 15 Tahun 2017 yang mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian rektor serta ketua perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Agama.

Secara struktural, PMA itu sangat sentralistik, menjadi penentu tunggal pemenangan seorang calon rektor. Terlihat, otoritas senat hanya sebatas menjadi instrumen teknis pelaksana pemilihan.

Melihat basis mekanisme dan relasi politik yang ada, masih mengindikasikan bahwa semua calon memiliki kekuatan politik yang seimbang. Peta masih mencair, belum ada calon dominan yang memungkinkan memenangkan kontestasi Pemilihan Rektor UIN Maliki Malang dengan mudah. (Alf).

5 thoughts on “Menjelang Pemilihan Rektor UIN Maliki Malang, Suhu Politik Mulai Memanas, Agus Maimun Deklarasi, FITK Pecah?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *