
Korea Selatan, Swa News– Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan tragis pada Minggu, 29 Desember 2024, saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan.
Insiden tersebut melibatkan pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216, yang berangkat dari Bangkok, Thailand. Pesawat keluar dari landasan pacu dan menabrak pagar pembatas, menyebabkan kebakaran besar.
Dari 181 orang di dalam pesawat, 176 orang tewas, menjadikannya salah satu tragedi penerbangan paling mematikan di Korea Selatan.
Kecelakaan ini melibatkan pesawat jenis Boeing 737-800, yang telah beroperasi selama 15 tahun. Pesawat tersebut membawa total 181 orang, terdiri dari:
- 173 penumpang asal Korea Selatan
- 2 penumpang asal Thailand
- 6 anggota kru
Hanya dua orang yang berhasil selamat, sementara 176 lainnya menjadi korban. Salah satu penyebab awal yang diduga adalah kerusakan pada sistem roda pendaratan (landing gear). Kerusakan ini, menurut penyelidikan awal, terjadi akibat benturan dengan burung (bird strike) ketika pesawat mendekati landasan.
Berdasarkan laporan otoritas penerbangan, pesawat sudah menjalani perawatan rutin beberapa bulan sebelumnya dan tidak ditemukan masalah signifikan.
Namun, benturan yang terjadi saat pendaratan menyebabkan sistem roda tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga pesawat keluar dari jalur landasan pacu.
Respons Pilot dan Pihak Terkait
Sebelum kecelakaan terjadi, pilot pesawat jeju air sempat mengirimkan panggilan darurat “Mayday” untuk melaporkan kondisi darurat. Pilot melaporkan adanya masalah serius, termasuk ketidakstabilan saat pesawat bersiap untuk mendarat. Namun, meski telah dilakukan berbagai upaya untuk mengendalikan pesawat, insiden ini tidak dapat dihindari.
Tanggapan dari Jeju Air
Jeju Air menyampaikan duka mendalam atas insiden ini. Dalam pernyataan resminya, perwakilan maskapai menyebutkan:
“Kami berkomitmen untuk mendukung keluarga korban dan bekerja sama penuh dengan otoritas terkait dalam investigasi ini.”
Sebagai langkah awal, Jeju Air telah membuka hotline darurat bagi keluarga korban dan menyediakan layanan bantuan psikologis. Selain itu, maskapai ini berjanji untuk meningkatkan prosedur keselamatan agar insiden serupa tidak terjadi di masa depan.
Pernyataan dari Boeing
Pihak Boeing, produsen pesawat yang terlibat dalam kecelakaan ini, juga menyampaikan belasungkawa. Mereka menyatakan komitmen untuk mendukung proses investigasi dan berjanji untuk memberikan bantuan teknis kepada otoritas terkait.
Zona Bencana dan Implikasi Keamanan
Pemerintah Korea Selatan telah menetapkan Bandara Internasional Muan sebagai zona bencana khusus. Penetapan ini bertujuan untuk mempercepat proses investigasi, evakuasi korban, dan pemulihan area terdampak. Tim penyelamat bekerja sepanjang waktu untuk mengevakuasi jenazah dan mengumpulkan bukti di lokasi kejadian.
Kecelakaan Penerbangan Mematikan
Insiden ini menjadi salah satu kecelakaan penerbangan paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir. Tragedi ini mengingatkan pentingnya peningkatan standar keselamatan penerbangan, termasuk:
- Peningkatan pelatihan pilot untuk menghadapi situasi darurat.
- Inspeksi lebih ketat terhadap kondisi pesawat sebelum penerbangan.
- Perangkat pendeteksi burung yang lebih canggih di bandara.
Para ahli penerbangan menekankan pentingnya investigasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa. “Keselamatan adalah prioritas utama dalam industri penerbangan,” ujar seorang analis dari Asosiasi Penerbangan Asia-Pasifik.
Kecelakaan pesawat Jeju Air memberikan pelajaran penting bagi dunia penerbangan internasional.
Investigasi diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti insiden ini, termasuk peran bird strike dalam kerusakan pesawat. Hasilnya dapat menjadi acuan untuk meningkatkan sistem keselamatan di masa depan.
Tragedi yang menimpa penerbangan pesawat Jeju Air ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Korea Selatan. Investigasi menyeluruh diharapkan dapat membawa keadilan bagi para korban serta mencegah kecelakaan serupa.
SWA News
Penulis: Andi
Editor: Munif