Malang, Swa News – Para calon rektor yang ‘diusung’ Poros KAHMI mengawali agenda silaturahmi politik ke kediaman salah satu mantan Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Abdul Haris.
“Kita akan agendakan anjangsana ke semua mantan Rektor UIN Maliki Malang, dan itu merupakan bentuk sikap inklusi, penghormatan dan penghargaan kami pada para sesepuh yang telah berjasa dan memberi teladan kebaikan pada kita semua,” ungkap Komandan Pemenangan, Andik Rony Irawan.
Ikut membersamai ketika silaturahmi ke kediaman Prof. Haris, unsur tim pemenangan, Andy Rony Irawan dan Imron Rossidy serta para calon rektor, Prof. Uril Bahrudin, Prof. Triyo, dan Prof. Suhartono. Pertemuan itu berlangsung gayeng, penuh kekeluargaan.
Banyak hal masukan dari Prof. Abdul Haris pada para bakal calon rektor, utamanya seputar permasalahan pembangunan dan pengembangan kampus.
Baca juga: Prof. Agus Maimun dan Prof. Suhartono Diunggulkan Masuk 3 Besar Bakal Calon Rektor UIN Maliki Malang
“Beliau mengemukakan kepada para calon rektor agar mengidentifikasi berbagai problem yang ada, menganalisis, kemudian membuat kebijakan dan solusi yang tepat dan efektif,” ujar salah seorang anggota tim pemenangan, Imron Rossidy.
“Menurut Prof. Haris, ada problem kekinian yang dihadapi oleh UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, bukan masalah infrastruktur saja tetapi juga persoalan akademik,” jelas Imron.
Dalam obrolan itu juga, para calon rektor dan Prof. Haris membahas seputar masalah keharusan adanya perubahan orientasi manajemen dan tata kelola. Hal yang urgen, perlu ada pendekatan tata kelola yang berorientasi pada kualitas layanan pada mahasiswa, karena itu akan memiliki dampak pengaruh pada minat mahasiswa yang akan melanjutkan studi.
“Umpama, jika dibandingkan dengan UIN Tulungagung, UIN Maliki Malang memiliki banyak keunggulan. Tapi, jangan lantas peminat mahasiswa untuk sekolah pascasarjana misalnya lebih banyak ke UIN Tulungagung,” tegas Prof. Haris.
Pesan penting lain dari Prof. Abdul Haris adalah menyangkut masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta kesejahteraan dosen dan karyawan. Misal, harus ada jaminan kepastian status kepegawaian para karyawan dan dosen honorer, karena itu akan terkait dengan kesejahteraan dan kenyamanan kerja. Secara khusus, juga terkait dengan peningkatan sumber daya tenaga pengajar. Menurutnya, harus ada fasilitasi untuk memperoleh reputasi dan rekognisi internasional, memiliki keahlian dan membuka jalan yang luas untuk meraih gelar guru besar.
Baik Prof. Haris maupun para calon rektor juga memperbincangkan masalah krusial yang sedang dihadapi UIN Maliki Malang, masalah koperasi, yang sekarang banyak mendapat perhatian publik kampus karena telah banyak memakan korban yang dirugikan secara finansial.
Mereka sepakat adanya rumusan dengan membentuk tim khusus yang akan bekerja secara sistemik dan terukur untuk menyelesaikan aspek perdata melalui jalan kekeluargaan maupun hukum dalam menyelesaikan kerugian yang dialami para korban.
“Harus segera kita selesaikan, kita harus investigasi mendasar untuk memastikan siapa orang yang harus bertanggung jawab, baik atas nama pribadi maupun jabatan. Kita harus transparan dan kita juga harus peduli pada korban yang mengalami kerugian, karena kalau nggak salah HMI juga ikut dirugikan soal pembelian lahan untuk pembangunan sekretariat, kira-kira gitu,” tegas Suhartono, salah satu calon rektor yang direkomendasi KAHMI.
“Kita harus bikin struktur dan sistem penyelesaian masalah koperasi ini, biar tidak berlarut-larut. Kalau tidak segera diselesaikan, akan selalu menyandera terhadap eksistensi UIN Maliki Malang. Sudah saatnya kita bersihkan dan perbaiki,” ungkap Imron Rossidy.
“Bila perlu kita usulkan pada Pansel Kemenag, permasalahan krusial seperti ini turut menjadi bahan uji bagi para calon rektor dalam berkomitmen menyelesaikan permasalahan yang ada yang selama ini tertunda, salah satunya soal koperasi. Ini bisa menjadi kerangka komitmen calon dalam menciptakan clean and good governance yang mengedepankan sikap jujur, adil, transparansi dan akuntabel,” usul Andik Rony.
Di akhir pertemuan silaturahmi tersebut, Prof. Haris berpesan pada para calon rektor, “Jabatan rektor itu hanya 4 tahun, jika mau menjadi rektor harus meluruskan niat, menata hati, karena apresiasi yang diterima tidak sepadan.
Kalau tidak! Anda akan kecewa, karena sudah mencurahkan segala pikiran, waktu dan tenaga yang kita punya namun balasannya tidak sepadan dengan apa yang kita peroleh”.
(Hadi)
Pingback: 22 Tahun Mengabdi Di Dinas Sosial Jombang, Sulami Diangkat PPPK Masa Tugas Tinggal 10 Bulan Swa News
Pingback: Reuni Akbar HMI-KAHMI UIN Maliki Malang, Ada Agenda Politik Terkait Pemilihan Rektor? Swa News