Malang, Swa News – Pasca talk show calon rektor yang diselenggarakan oleh Senat Akademik UIN Malang pada Jumat (9/5), muncul dinamika baru dalam persepsi dan arah dukungan terhadap para kandidat.
Swa News menginisiasi kajian opini dan persepsi publik untuk memantau berbagai diskusi yang berkembang terkait proses pemilihan rektor. Hasilnya, opini publik berhasil dipetakan dalam dua arus besar: kelompok status quo dan kelompok perubahan.
1. Prof. Ilfi Nurdiana
2. Prof. Agus Maimun
3. Prof. Umi Sumbulah
1. Prof. Abdul Malik Karim Amrullah
2. Prof. Suhartono
3. Prof. Uril Bahrudin
4. Prof. Fauzan Zenrif
5. Prof. Sri Harini
6. Prof. Triyo Supriyatno
7. Prof. Ahmad Barizi
8. Prof. Muhammad Samsul Ulum
9. Prof. Syaifullah
Baca juga: Kunjungan Menteri Agama ke UIN Maliki Malang Batal, Sekjen: Beliau Dinas ke Amerika
Melalui jajak opini publik UIN Maliki Malang—baik secara kualitatif maupun kuantitatif—Swa News berhasil merekam dan mentabulasi opini masyarakat kampus, dengan sumber data dari media sosial komunitas dan tatap muka dengan responden yang kredibel dan representatif.
Jajak opini publik ini diikuti 100 responden yang berasal dari unsur dosen, karyawan, dan mahasiswa dengan metode random sampling.
Dukungan terhadap kelompok status quo mengerucut pada sosok Prof. Agus Maimun dengan perolehan sebesar 64%. Ia unggul cukup jauh dibandingkan Prof. Umi Sumbulah (25%) dan Prof. Ilfi Nurdiana (11%).
Ketika diajukan pertanyaan mengenai alasan mendukung Prof. Agus Maimun dibandingkan kandidat lain dari kelompok status quo, sebagian besar responden menyebutkan faktor personalitas.
“Prof. Agus memiliki gaya komunikasi yang baik, ramah, dan terbuka bila dibandingkan dengan calon lain dari kelompok status quo,” ujar seorang dosen yang enggan disebut namanya.
Sementara itu, di kelompok pro-perubahan, dukungan publik mengerucut pada tiga nama: Prof. Sri Harini (34%), Prof. Suhartono (32%), dan Prof. Uril Bahrudin (29%). Kandidat lain dalam kelompok ini masing-masing mendapatkan dukungan di bawah 1%.
Dukungan terhadap Prof. Sri Harini menguat karena dinilai memiliki kapasitas untuk melakukan reformasi tata kelola kampus yang lebih transparan dan akuntabel. Dari sisi kepribadian, ia dianggap sebagai sosok egaliter dan mudah diterima oleh berbagai kalangan.
Baca juga: Prof Suhartono: Saya Punya Obsesi Membangun Universitas Islam Unggul Berstandar Global
Namun demikian, ketika dilakukan simulasi pertarungan dua nama—Prof. Agus Maimun dan Prof. Sri Harini—hasilnya menunjukkan perolehan yang relatif seimbang: Prof. Agus Maimun (52%) unggul tipis atas Prof. Sri Harini (48%).
Menariknya, penopang utama dukungan terhadap Prof. Sri Harini menunjukkan adanya sebaran dari unsur ideologis dan non-ideologis. Terdapat kecenderungan pergeseran opini publik yang mulai mengarah pada harapan akan munculnya kekuatan alternatif: figur ideal yang menjadi penyeimbang dengan resistensi sosial yang relatif kecil.
Potret dinamika dukungan ini tampaknya akan terus berkembang seiring intensitas personal branding dan mobilitas komunikasi yang dilakukan masing-masing kandidat untuk memperluas tingkat akseptabilitas dan basis dukungan mereka.(MH)
Pingback: Memilukan! Kader PSI Pembela Ijazah 'Asli' Jokowi Malah Dipolisikan Swa News
Pingback: Pilrek UIN Malang : Prof. Suhartono Siap Melanjutkan Visi Go Internasional Melalui Smart Teo-Eco Campus Swa News