Surabaya, Swa News– Universitas Airlangga (UNAIR) resmi mengumumkan tiga kandidat terkuat yang lolos dalam tahap Uji Kepatutan dan Kelayakan (UKK) sebagai bagian dari proses seleksi Calon Rektor untuk periode 2025–2030.

Tiga nama tersebut dipilih berdasarkan hasil penilaian Senat Akademik Universitas yang digelar pada Senin (15/4/2025), dan selanjutnya akan diajukan ke Majelis Wali Amanat (MWA) untuk proses pemilihan akhir.

Unair Umumkan 3 Kandidat Terkuat Rektor Periode 2025–2030, Siapa Saja?

Ketiga calon rektor tersebut, berdasarkan urutan abjad, adalah:

  1. Prof. Dr. Dwi Setyawan, S.Si., M.Si., Apt.  
  2. Prof. Dr. Koko Srimulyo, Drs., M.Si
  3. Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin.

Kandidat terkuat

Ketiganya berhasil melalui berbagai tahapan seleksi yang ketat dan transparan, mulai dari seleksi administratif, Uji Masyarakat Kampus (UMK), hingga Uji Kepatutan dan Kelayakan (UKK) oleh Senat Akademik.

Ketua Senat Akademik UNAIR, Prof. Nursalam MNurs (Hons), menjelaskan bahwa sebanyak 48 anggota senat memberikan suara mereka dalam penilaian UKK. Hasilnya, tiga nama dengan suara tertinggi ditetapkan sebagai kandidat terkuat. “Yang terpilih adalah Prof. Koko, Prof. Madyan, dan Pak Dwi,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa penilaian tidak hanya didasarkan pada aspek kuantitatif, tetapi juga mempertimbangkan catatan kualitatif dari panelis UMK. “Yang kami nilai bukan hanya angka, tapi kapabilitas. Seorang calon rektor harus punya integritas, kompetensi, dan diterima oleh sivitas akademika,” tegasnya.

Baca juga: Prof. Amka Pendaftar Pertama Calon Rektor UIN Malang, Akademisi: Akan Mengganjal Prof. Agus Maimun! 

Kandidat terkuat

Selanjutnya, ketiga nama ini akan masuk ke tahap penilaian oleh MWA, yang terdiri dari unsur senat, tenaga kependidikan, dosen, mahasiswa, masyarakat, dan perwakilan menteri pendidikan. Masing-masing calon akan memaparkan visi-misi dalam presentasi maksimal 10 menit, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. CV dan naskah visi-misi dari para kandidat juga telah diserahkan ke MWA.

Proses pemilihan oleh MWA dilakukan melalui dua tahap: musyawarah mufakat, dan jika tidak tercapai, akan dilanjutkan dengan voting. Total terdapat 21 suara, di mana Menteri Pendidikan memegang bobot 35 persen atau setara 10 suara, sedangkan 20 anggota lainnya masing-masing membawa satu suara.

Menutup pernyataannya, Prof. Nursalam menyatakan keyakinannya bahwa ketiga kandidat tersebut adalah pilihan terbaik untuk memimpin UNAIR ke depan.

Ia berharap rektor terpilih mampu membawa UNAIR semakin maju tanpa menimbulkan gejolak internal, serta tetap menjunjung tinggi prinsip Excellence with Morality. Proses ini, lanjutnya, menjadi bukti komitmen UNAIR terhadap transparansi, akuntabilitas, dan kualitas dalam memilih pemimpin yang visioner. (VM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *