Boyolali, Swa News – Seorang santri berusia 16 tahun mengalami luka bakar serius setelah disiram bensin dan dibakar hidup-hidup oleh Galang Setia Darma (21), yang menuduh korban mencuri handphone milik adiknya, salah satu santri di pondok pesantren.

Kasus kekerasan  yang menghebohkan masyarakat ini terjadi di Pondok Pesantren Darusy Syahadah, Boyolali, Jawa Tengah.

Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini untuk memastikan proses hukum berjalan dengan adil.

Kronologi Kejadian Kekerasan Pada Santri

Insiden terjadi pada 16 Desember 2024, ketika Galang mendatangi pondok pesantren untuk mencari handphone adiknya yang hilang. Tanpa bukti kuat, ia menuduh korban sebagai pelaku pencurian.

Santri di bakar hidup-hidup
Ilustrasi

Situasi memanas hingga akhirnya Galang menyiram korban dengan bensin di ruang tamu pondok pesantren, yang terkunci dari dalam. Setelah itu, ia menyalakan api, membakar korban yang tidak sempat melarikan diri.

Baca juga:

Misteri 1 Keluarga di Ngancar, Kediri, Diduga Keracunan hingga Balita Tewas

Korban menderita luka bakar hingga 38% dan saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kondisinya dilaporkan stabil namun memerlukan waktu pemulihan yang panjang.

Pihak pondok pesantren segera melaporkan kejadian ini ke kepolisian dan menyerahkan pelaku kepada pihak berwajib.

Polres Boyolali telah menetapkan Galang sebagai tersangka dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara atas tuduhan kekerasan berat dan percobaan pembunuhan.

Kasatreskrim Polres Boyolali menyebutkan, “Kami terus melakukan pendalaman terhadap kasus ini, termasuk motif pelaku dan kronologi lengkap kejadian. Pelaku sudah kami tahan untuk proses hukum lebih lanjut.”

Kasus ini mendapat perhatian luas dari masyarakat. Banyak pihak mengecam tindakan main hakim sendiri yang dilakukan pelaku, serta menyerukan pentingnya proses hukum yang adil.

Pihak pondok pesantren juga menyatakan penyesalan mendalam atas kejadian ini dan berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan keamanan di lingkungan mereka.

“Kami akan mengevaluasi sistem keamanan dan memperbaiki prosedur penanganan konflik untuk mencegah kejadian serupa,” ujar salah satu pengurus pondok pesantren.

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pendidikan karakter, khususnya di lingkungan pendidikan keagamaan. Penyelesaian konflik harus dilakukan dengan pendekatan damai dan melalui jalur hukum yang sesuai, bukan dengan kekerasan yang membahayakan nyawa.

Korban saat ini masih dalam perawatan intensif di rumah sakit dengan luka bakar yang cukup serius. Dokter menyatakan bahwa proses pemulihan korban membutuhkan waktu dan dukungan medis yang maksimal.

Pihak keluarga santri yang jadi korban meminta keadilan atas kejadian ini dan berharap pelaku mendapat hukuman yang setimpal.

Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dalam menyelesaikan konflik.

“Jika ada dugaan tindak kejahatan, segera laporkan ke aparat penegak hukum. Jangan mengambil tindakan yang melanggar hukum dan membahayakan nyawa orang lain,” ujar Kapolres Boyolali.

Kasus ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Kepolisian berjanji akan mengusut kasus ini hingga tuntas demi memastikan keadilan bagi korban.(Mmu)

One thought on “Heboh ! Santri di Boyolali Dibakar Hidup-hidup, Bagaimana kondisinya sekarang?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *