Menggagas LAB-TREN UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Menggagas LAB-TREN UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Oleh: Prof. Dr. Uril Bahruddin, MA

 

Malang dikenal sebagai kota pendidikan karena banyaknya kampus tempat belajar mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia. Di antara kampus kebanggaan masyarakat Malang adalah tiga kampus negeri besar, yaitu: UIN Maulana Malik Ibrahim, Universitas Brawijaya, dan Universitas Negeri Malang.

Menggagas LAB-TREN UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Keberadaan kampus seharusnya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kampus seharusnya bukan hanya tempat kuliah mahasiswa, namun kampus juga perlu membuka fasilitas pendidikan tingkat dasar dan menengah buat masyarakat. Apabila Universitas Negeri Malang telah memiliki Lab. School, sementara Universitas Brawijaya juga sudah memiliki Brawijaya Smart School (BSS), ternyata UIN Maulana Malik Ibrahim Malang belum punya.

Apa perlu UIN Malang mendirikan semacam sekolah laboratorium? Tentu perlu, tetapi harus berbeda dengan sekolah yang telah dibangun oleh dua kampus negeri sebelumnya. Sebenarnya UIN Malang memiliki potensi besar untuk membuat sebuah lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah yang berbeda dengan UB dan UM. Jika sama, maka tidak ada inovasi bahkan mungkin akan mengambil ceruk pasar milik UB atau UM.

Baca juga: Mengagumkan ! Prof. Uril Dapat Undangan Kehormatan King Salman dan Penghargaan dari Salman Global Academy

Melihat latar belakang SDM yang dimiliki oleh UIN Malang, yaitu para ulama dan kiai yang menguasai ilmu keislaman, maka yang paling mungkin dibangun oleh UIN Malang adalah Laboratorium Pesantren atau Lab-Tren.

Lebih-lebih, UIN Malang telah memiliki tanah hibah dari Pemkab Malang di wilayah Turen, maka sangat tepat UIN Malang membuat lembaga Lab-Tren di atas tanah hibah tersebut.

Namun, tentunya tidak sembarang membuat pesantren, bukan pula pesantren tradisional, agar dapat menjadi ikon baru UIN Malang dan menjadi percontohan PTKIN se-Indonesia. Lab-Tren harus memiliki ciri-ciri yang dapat menarik peminat terutama di kalangan masyarakat menengah ke atas. Paling tidak ada empat ciri Lab-Tren UIN Malang:

santri Lab-Tren UIN Malang telah diasuh oleh para pembina yang memiliki keikhlasan yang tinggi dan akhlak yang mulia setiap hari selama 24 jam penuh dalam 6 tahun.

Foto: Uin-malang.ac.id

Pertama: Pesantren internasional modern, ditandai dengan lengkapnya fasilitas, sarana dan prasarana yang berkelas internasional, serta dikelola dengan tata kelola berbasis teknologi modern.

Kedua: Memiliki keunggulan bahasa, dalam hal ini adalah bahasa Arab dan bahasa Inggris. Indikator keberhasilannya adalah bahwa lulusan Lab-Tren UIN Malang tidak perlu lagi belajar bahasa Arab dan Inggris selama satu tahun pada tahun pertama. Bahkan jika mungkin, mahasiswa baru UIN Malang lulusan Lab-Tren diberi tugas menjadi tutor sebaya bagi mahasiswa lain yang bukan lulusan Lab-Tren.

Ketiga: Memiliki keunggulan akhlak. Hal ini karena santri Lab-Tren UIN Malang telah diasuh oleh para pembina yang memiliki keikhlasan yang tinggi dan akhlak yang mulia setiap hari selama 24 jam penuh dalam 6 tahun.

Keempat: Memiliki penguasaan al-Qur’an dan kedalaman ilmu agama. Hal ini ditandai dengan penguasaan kitab-kitab klasik agama yang menjadi dasar dalam pengembangan ilmu agama di perguruan tinggi nantinya.

Dengan keunggulan tersebut, maka banyak manfaat yang dapat diunduh dari hadirnya Lab-Tren UIN Malang, di antaranya:

Pertama: Lab-Tren sebagai laboratorium kampus UIN Maulana Malik Ibrahim secara umum, dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan secara khusus. Lab-Tren adalah pembuktian keilmuan yang selama ini dikembangkan di kampus. Sebagai contoh, keilmuan yang dikaji pada prodi PBA mulai dari S1 hingga S3, harus bisa dibuktikan dan berhasil dipraktikkan untuk mengajarkan bahasa Arab dengan cepat dan mudah kepada santri Lab-Tren. Begitu juga prodi Manajemen Pendidikan Islam, ditantang untuk mampu memanaj Lab-Tren hingga betul-betul menjadi pesantren unggulan bertaraf internasional.

Kedua: Lab-Tren sebagai tempat pengembangan pengabdian/PKL mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Tempat PKL mahasiswa tidak hanya sekolah-sekolah milik yayasan lain, namun mahasiswa akan merasa lebih bertanggung jawab karena mereka praktik mengajar pada lembaga milik mereka sendiri.

Ketiga: Lab-Tren sebagai lapangan kerja baru bagi lulusan terbaik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Merupakan kebanggaan tersendiri jika lulusan terbaik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang direkrut menjadi tenaga pendidik pada Lab-Tren. Akan lebih membanggakan lagi jika mereka juga mendapat imbalan yang membahagiakan mereka.

Keempat: Santri lulusan Lab-Tren menjadi calon mahasiswa unggul UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dengan keunggulan bahasa yang dimiliki lulusan Lab-Tren, maka mereka tidak perlu lagi belajar bahasa Arab/Inggris di kampus. Dengan keunggulan akhlak dan ilmu agama mereka, secara otomatis mereka akan menjadi teladan bagi mahasiswa yang lain. Dengan demikian, proses belajar mengajar di kampus akan lebih mudah.

Kelima: Lab-Tren menjadi salah satu pilar penopang kekuatan BLU UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Tentu, jika Lab-Tren UIN Malang dikelola dengan pengelolaan yang modern, sehingga peminatnya adalah kalangan menengah ke atas, bahkan dari luar negeri. Hal ini bukan hal yang mustahil, di kawasan Malang Raya sudah banyak contoh pesantren yang berhasil dikelola dengan model seperti ini.

 


Prof. Uril Bahrudin

Ketua IMLA, Calon Rektor UIN Maliki Malang 2025-2029

Leave a reply

Join Us
  • Facebook38.5K
  • X Network32.1K
  • Behance56.2K
  • Instagram18.9K

Stay Informed With the Latest & Most Important News

I consent to receive newsletter via email. For further information, please review our Privacy Policy

Advertisement

Follow
Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...