Malang, Swa News– Ini sederet para calon rektor poros hijau yang diusung Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Prof. Suhartono, Prof. Uril Bahrudin, Prof. Barizi, dan Prof. Triyo Suprianto, didampingi Koordinator Pemenangan Dr. Andik Rony Irawan dan Dr. Imron Rossidy mengunjungi kediaman Mantan Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Mudjia Rahardjo (Sabtu, 3/4).
Pada kesempatan itu, Prof. Mudjia Rahardjo menegaskan, dirinya sangat senang ketika banyak peserta yang mencalonkan diri untuk menjadi Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim periode 2025–2029 ini. Termasuk, 4 calon rektor yang diusung Pengurus Rayon KAHMI UIN Maliki Malang.
Prof. Mudjia menggambarkan, jika kondisi di Kementerian Agama pusat saat ini sangat berbeda jauh dengan era sebelumnya.
“Memang saat ini masih ada suara pembisik yang didengar tetapi tidak dominan. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi semua calon rektor untuk bersaing secara lebih objektif,” ujar Prof. Mudjia.
“Untuk itu, para calon rektor perlu secara serius menyiapkan instrumen Pernyataan Kualifikasi Diri (PKD) secara baik,” pesannya.
Baca juga: Reuni Akbar HMI-KAHMI UIN Maliki Malang, Ada Agenda Politik Terkait Pemilihan Rektor?
Rektor poros
Hal itu juga dibenarkan oleh salah satu Koordinator Pemenangan, Dr. Imron Rossidy, “Pertimbangan kualitatif calon rektor oleh Senat itu merupakan tahapan sangat substantif, dan hasilnya nanti akan diserahkan kepada rektor untuk diteruskan ke Menteri Agama, kemudian diseleksi kembali oleh Panitia Seleksi yang sudah dibentuk oleh Menteri Agama,” ujarnya.
“Lantas berdasarkan hasil penilaian kualitatif calon rektor tersebut, kemudian panitia seleksi merekomendasikan tiga nama ke Menteri Agama, dan salah satu dari mereka akan ditetapkan menjadi rektor definitif,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Mudjia juga menjelaskan konstelasi pemilihan Rektor UIN Maliki Malang saat ini menjadi perhatian luas. Banyak tokoh nasional yang ikut mencermati proses suksesi yang sedang berlangsung.
Bagi Prof. Mudjia, ada 3 agenda besar yang perlu menjadi prioritas bagi rektor yang terpilih nanti.
Pertama, melanjutkan restra pembangunan Rumah Sakit UIN Maliki Malang yang merupakan proyek terintegrasi dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Karena, eksistensi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan mensyaratkan pembangunan rumah sakit pendidikan.
Kedua, perlu mengembalikan paradigma dan jati diri sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang secara konsisten melembagakan spirit keagungan akhlak dan kedalaman spiritual.
Ketiga, mampu merawat dan menjaga kesinambungan pemikiran dan nilai dengan para pendiri dalam melanjutkan proses pembangunan dan pengembangannya.
Rektor poros
Tiga agenda itu selaras dengan pemikiran Menteri Agama. Dalam kunjungan ke UIN Malang beberapa waktu yang lalu (10/2), Menteri Agama, Nazaruddin Umar, menegaskan bahwa UIN bukan lembaga biasa karena ada kata I (Islam) yang memiliki nilai moral untuk memperjuangkan dan menjaganya.
“Jangan terlalu cepat puas dengan pencapaian fisik, karena UIN itu separuh lembaga dakwah dan separuhnya lagi lembaga akademik,” ujarnya.
“Mahasiswa yang belajar di UIN itu tidak sekadar berorientasi pada pencapaian akademik saja tapi juga harus selaras antara pencapaian keilmuan dengan moral spiritual,” tambahnya.
Saat itu Menteri Agama juga gelisah dengan adanya proses regenerasi kepemimpinan yang cenderung mengamputasi warisan pemikiran para founding fathers. Kegelisahan itu beralasan, karena keterputusan itu bisa saja menjauhkan nilai konstruktif yang ada di dalamnya yang kemudian mengakibatkan ahistoris. (Ida)