Swa News

Kemana Ganjar?

Swa News– Sejak pemilihan presiden 2024 berakhir, Ganjar nyaris hilang dari peredaran.

Mungkin hanya sekali waktu saja muncul, tapi tidak ada kaitannya dengan kegiatan politik, hanya kegiatan olahraga dan kuliner.

Bahkan ketika kemarin ada pemilihan gubernur Jawa Tengah, Ganjar juga tidak nampak hiruk pikuk menghiasi hingar bingar panggung kampanye.

Memang sekilas pernah hadir dalam kegiatan politik pemilihan kepala daerah mendampingi calon yang diusung PDI Perjuangan, tapi sorot media rupanya kurang fokus lagi menjadikannya pusat berita.

Kondisi itu berbeda dengan Anies Baswedan dan Mahfud MD yang masih eksis menjadi pembahasan utama media.

Apakah pengaruh politik Ganjar Pranowo sudah lenyap dari percaturan dunia politik?

Soal pengaruh politik Ganjar Pranowo, paling tidak kita bisa mengukur berapa besar dampak terhadap perolehan suara pasangan Andhika Perkasa-Hendar Priyadi yang diusung PDI Perjuangan.

Karena faktor Ganjar kader partai pengusung (PDI Perjuangan, red) juga faktor Ganjar Pranowo yang pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.

Apalagi Ganjar pernah menjabat gubernur dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023. Punya jarak waktu yang sangat dekat dengan proses pemilihan gubernur 2024 kemarin.

Ganjar pranowo main kuda lumping
Ganjar Pranowo naik kuda lumping

Ketika prosen pemilihan untuk periode kedua, Ganjar berpasangan dengan Taj Yasin beradu dengan Sudirman Said yang berpasangan dengan Ida Fauziah, juga memperoleh memiliki suara kemenangan signifikan.

Ketika itu Ganjar Pranowo-Taj Yasin memperoleh dukungan suara 10, 4 juta atau 58,8 persen. Rivalnya, Sudirman Said-ida Fauziyah mendapat suara 7,2 juta atau 40,2 persen.

Kala itu Ganjar-Yasin calon petahana, Sudirman-Ida pendatang baru, meski punya selisih signifikan, tapi perolehan suara Ganjar-Yasin kurang dominan.

Melalui data yang ada, dari pemilihan gubernur yang diikuti Ganjar nampak sekali pengaruhnya kecil.

Anomali perolehan suara Ganjar itu sesuai pernyataan Puan Maharani, ketika ada polemik pencalonan Ganjar menjadi calon presiden yang diusung PDI Perjuangan 2024.

Kala itu memang ada kedekatan Jokowi dengan Ganjar, lantas muncul framing media, seakan Ganjar calon kuat.

Tapi ketika itu Puan bereaksi dengan memberi penjelasan bahwa kemenangan Ganjar di Jawa Tengah karena faktor PDI Perjuangan yang menjadi basis pemilih merah (kandang banteng, red).

Jika kita lihat kembali dinamika politik pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2024 kemarin, memang sosok Ganjar bukan menjadi perbincangan efek penentu kemenangan calon yang diusung PDI Perjuangan.

Perolehan suara Andhika-Hendar sebanyak 7.870.084 suara hampir sama dengan perolehan suara Sudirman-Ida dalam pemilihan gubernur 2018-2023 ketika menjadi rival Ganjar-Yasin.

Untuk perbandingan, perolehan suara A. Luthfi-Yasin juga lebih tinggi daripada perolehan ganjar 5 tahun yang lalu. A. Luthfi-Yasin memperoleh 11.390.191 suara.

Dari data yang ada secara keseluruhan, efek elektoral personal Ganjar sangat rendah. Perolehan suara yang pernah diraih selama mengikuti kontestasi pemilihan gubernur jawa tengah lebih banyak ditopang oleh elektoral PDI Perjuangan.

Bisa kita gambarkan juga pengaruh Ganjar terhadap elektoral Andika-Hendra juga nihil.

Pembuktian lemahnya pengaruh elektoral personal Ganjar itu ketika mengikuti kontestasi pemilihan presiden 2024 berpasangan dengan Mahfud MD diusung PDI Perjuangan.

Pasangan Ganjar-Mahfud menduduki posisi buncit hanya memperoleh 27.040.878 suara atau setara 16,47 persen. (SC)

Exit mobile version