Swa News

Gerindra Menggugat! Pasangan Pramono-Rano Menang, Benarkah Ada Upaya Penjegalan?

JAKARTA, SWA News– Akhirnya Minggu 8 Desember 2024 KPUD Jakarta selesai menghitung suara hasil pemilihan gubernur Jakarta

Sesuai dengan hasil real count KPU, pasangan Pramono-Rano berhasil memenangkan kontestasi itu.

Pasangan Pramono-Rano Karno memperoleh 2.183.239 suara, RK-Suswono 1.710.160 suara, dan Dharma-Kun 459. 230 suara. Maka suara Pramono-Rano telah mencapai 50,07 persen, RK-Suswono 39, 40 persen, dan Dharma-Kun 10,53 persen.

Berdasarkan persentase perolehan suara sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2024, maka pasangan pasangan Pramono-Rano akan menjadi pemenang dalam 1 putaran jika tidak adanya gugatan dari pasangan lain.

Rupanya saat proses pembacaan keputusan hasil perhitungan suara juga diwarnai walk out kubu pasangan RK-Suswono. Bahkan pasangan RK-Suswono dan Dharma-Kun menolak menanda tangani berita acara pengesahan perhitungan hasil pemilihan gubernur.

Bahkan sebelum proses perhitungan suara, Partai Gerindra sudah membuat pernyataan akan melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.

Pernyataan Partai Gerindra itu setelah ada pertemuan Mantan Presiden Jokowi dengan Presiden Prabowo (6/12/2024).

Pertemuan Jokowi dan Prabowo

Pengamat politik Dedy Kurni Syah, Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion, menduga pertemuan Jokowi dan Prabowo membahas skenario pemilihan gubernur Jakarta 2 putaran.

Apakah penolakan penanda tanganan pasangan RK-Suswono dan Dharma-Kun bagian dari upaya penjegalan kemenangan pasangan Pramono-Rano Karno?

Pengamat politik Rocky Gerung sudah lama menduga adanya siasat politik itu. “Jokowi akan menggunakan segala cara untuk menguasai Jakarta,” tandasnya.

Di lain pihak, Pengamat politik Ray Rangkuti mengungkit pernyataan Jokowi, yang meminta pihak yang kalah untuk legowo menerima kekalahan.

Rupanya berbeda dengan pemilihan gubernur Jakarta, Jokowi akan all out untuk ikut mengawal supaya bisa 2 putaran.

Banyak netizen curiga, soal upaya Jokowi akan memainkan kembali peran paman Usman.

Apakah indikasi permainan hukum itu yang kemudian Mahfud MD official membuat kewaspadaan untuk jaga Jakarta?

Tapi ada juga netizen yang menyindir Ridwan Kamil. Ketika itu Ridwan Kamil memenangkan kontestasi pemilihan Gubernur Jawa Barat. Pada saat ada reaksi gugatan lawan politiknya, Ridwan Kamil tegas mengatakan kalau udah kalah ya kala aja.

Kelihatannya Kang Emil harus membaca ulang pernyataannya itu. Banyak netizen yang menyarankan Kang Emil kembali ke Bandung saja. (SC)

Exit mobile version